Belajar Teori Dasar Listrik Pada Mobil dan Motor

Belajar Teori Dasar Listrik Pada Mobil dan Motor

Belajar Teori Dasar Listrik Kendaraan Mobil dan Motor, terimakasih telah berkunjung pada laman TEKNIK SAY dan pada kali ini kita akan belajar bersama tentang Teori Dasar Listrik. Peralatan listrik pada mobil digunakan pada banyak bagian dari kendaraan dan memberikan fungsi dan manfaat yang bermacam-macam baik itu untuk Pengisian, Penerangan, Pengapian, Starter dan masih banyak lagi fungsinya. Fungsi-fungsi ini akan bekerja pada saat listrik mengalir melalui resistor dan ia akan mempengaruhi resistor untuk dapat memberikan sejumlah fungsi.  Seperti yang sudah dijelaskan diatas kiat akan belajar tentang fungsi-fungsi listrik pada umumnya terlebih dahulu.
 Maka perhatikan materi kita yang selanjutnya

A. Fungsi Listrik Penghasil Pengapian 

 Sistem pengapian adalah suatu sistem pada kendaran bermotor yang menjamin agar motor dapat bekerja. Sistem pengapian bertujuan untuk menghilangkan arus listrik yang bertegangan tinggi untuk kebutuhan pembakaran campuran bahan bakar dan udara di dalam ruang bakar. Materi yang akan kita bahas di halaman selanjutnya adalah:
- fungsi sistem pengapian
- cara kerja sistem pengapian
- komponen sistem pengapian 
BACA SELENGKAPNYA KLIK DI SISNI >>


B. Fungsi Listrik Sebagai Penerangan

Sistem penerangan yang dimaksud adalah sistem yang mampu membantu memudahkan pengemudi mengoperasikan kenderaan di jalan pada malam hari dengan sempurna, selain itu juga berfungsi untuk memudhkan pengendara lain yang berada di luar kendaraan mengetahui dengan jelas kendaraan lain yang ada di depanya ataupun di sekitarnya.
- fungsi sistem penerangan
- cara kerja sistem penerangan
- komponen sistem penerangan
BACA SELENGKAPNYA KLIK DI SISNI >>


C. Fungsi Listrik Untuk Starter

Motor starter berfungsi untuk memutarkan roda gigi (poros engkol) pertama kali sehingga mesin dapat hidup setelah itu terjadi siklus yang akan menghasilkan tenaga. selain itu juga lebih memudahkan manusia dan lebih efisien untuk menghidupkan dengan motor starter daripada menggunakan tenaga manual.untuk materi yang akan kita bahas di dalam sistem pengapian yaitu :
- fungsi sistem pengapian
- cara kerja sistem pengapian
- komponen sistem pengapian
BACA SELENGKAPNYA KLIK DI SISNI >>


D. Fungsi Listrik Untuk Pengisian

Sistem pengisian merupakan sistem yang berfungsi untuk menyediakan arus listrik yang nantinya dimanfaatkan oleh komponen kelistrikan pada kendaraan tersebut dengan sekaligus mengisi ulang arus pada baterai, karena baterai pada mobil berfungsi untuk mensuplai banyak sekali kebutuhan pada bagian-bagian kelistrikan. untuk materi yang akan kita bahas di dalam sistem pengapian yaitu :
- fungsi sistem pengapian
- cara kerja sistem pengapian
- komponen sistem pengapian
BACA SELENGKAPNYA KLIK DI SISNI >>


E. Fungsi Listrik Untuk Aksesoris Kendaraan

Pada Kendaraan pada umumnya terdapat banyak sekali aksesoris tambahan ataupun aksesoris yang berfungsi sebagai pelengkap dan mempermudah pekerjaan suatu sistem yang ada pada kendaraan entah itu pembersih kaca (wiper), alarm, sensor-sensor dan masih banyak lagi kelistrikan yang dibutuhkan untuk menggerakkan kinerja aksesoris pada kendaraan.

Fungsi-fungsii tersebut akan di bahas pada halaman berikutnya. Untuk kali ini kita akan membahas teori dasar listrik terlebih dahulu. Karena sebelum mengetahui hal yang lebih lanjut kita harus tau dasar-dasar dari materi yang akan kita pelajari.

TIGA ELEMEN LISTRIK

1. Arus
Ini adalah arus listrik yang mengalir melalui sirkuit elektrik
Unit/Satuan : A (ampere)

2. Voltase
Voltase adalah tenaga dari listrik yang menggerakkan arus listrik melalui sirkuit elektrik. Semakin tinggi voltase, semakin besar jumlah arus listrik yang mengalir melalui sirkuit
Unit/Satuan : V (volt)

3. Tahanan (Resistance)
Ini kebalikan dari aliran arus listrik
Unit/Satuan : (Ohm)

Dari ketiga elemen yang sudah di sebutkan diatas tidak ada yang bisa di pisahkan dari kendaraan dikarenakan sebuah kendaraan pasti membutuhkan perawatan. Dari perawatan tersebut akan ada salah satu yang membutuhkan alat ukur. Sedangkan masing-masing alat ukur akan memiliki sekala masing-masing dan juga memiliki satuan masing-masing dari alat ukur yang akan di gunakan untuk melakukan perawatan atau pengecekan dari kendaraan itu sendiri.

KONSEP KELISTRIKAN

Setiap sepeda motor dilengkapi dengan beberapa rangkaian sistem kelistrikan. Umumnya sebagai sumber listrik yang utama sering digunakan baterai. Namun ada juga yang menggunakan flywheel magnet (alternator) yang menghasilkan pembangkit listrik arus bolak-balik atau AC (alternating current). 
Arus listrik merupakan sejumlah elektron yang mengalir dalam tiap detiknya pada suatu penfhantar. Banyaknya elektron yang mengalir ini di tentukan oleh dorongan yang diberikan pada elektron-elektron dan kondisi jalan yang akan dilalui elektron-elektron tersebut. Tegangan listrik dapat dinyatakan sebagai dorongan atau tenaga untuk memungkinkan terjadinya aliran arus listrik. Tegangan listrik dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Tegangan listrik searah (direct current) DC.

Tegangan listrik DC memungkinkan arus listrik mengalir hanya pada satu arah saja, yaitu dari titik satu ke titik lain dan nilai arus yang mengalir adalah konstan/tetap. 

2. Tegangan listrik bolak-balik (alternating current) AC

Sedangkan tegangan listrik AC memungkinkan arus listrik mengalir dua arah, pada tiap-tiap setengah siklusnya dan nilainya akan berubah-ubah secara periodik.

Dari kedua tegangan yang sudah di jelaskan di atas pada dasarnya di sepeda motor dan mobil sama saja hanya saja yang membedakan adalah rangkaian kelistrikanya. Pada sepeda motor rangkaian kelistrikan atau alur kelistrikan tidak terlalu rumit di dikarenakan pada sepeda motor tidak terlalu banyak aksesoris penunjang kenyamanan berkendara. Sedangkan pada mobil sangat rumit di karenakan pada mobil terdapat banyak sekali aksesoris tambahan untuk melengkapi dan melindungi pengendara supaya lebih nyaman dan aman.

»» Tahanan, Arus dan Tegangan Pada Rangkaian Kelistrikan

    Pada suatu rangkaian kelistrikan yang terdapat pada sepeda motor yang kamu pakai biasanya digabungkan lebih dari satu tahanan listrik atau beban. Beberapa tahanan listrik di rangkai ke dalam salah satu diantara tiga penyambungan berikut ini : 

1. Rangkaian Seri

    Tipe penyambungan rangkaian seri yaitu bila lebih dari 2 tahanan (R1 R2 R3 dst) di rangkaikan dalam suatu sirkuit atau rangkaian yang hanya ada satu jalur untuk mengalirnya arus. 
    Pada rangkaian seri, jumlah arus yang mengalir selalu sama pada setiap titik atau tempat komponen itu. Sedangkan tahanan total adalah sama dengan jumlah dari masing-masing tahanan R1, R2, dan R3. Dengan adanya tahanan listrik di dalam sirkuit maka bila ada arus listrik yang mengalir akan menyebabkan tegangan turun setelah melewati tahanan. Adapun rumus arus listrik tahanan dan tegangan pada rangkaian seri adalah sebagai berikut.


I total = I1 = I2 = I3

R total = R1 + R2 + R3 

V total = V1 + V2 + V3

Kuat arus I yang mengalir pada rangkaian seri besarnya sama pada R1, R2 dan R3 sehingga dapat di hitung menjadi

I =    V            =  I  =      V     
     R total                  R1+R2+R3      

Bila arus I mengalir pada sirkuit atau rangkaian, penurunan tegangan V1, V2 dan V3 setelah melewati R1, R2 dan R3 dihitung dengan hukum Ohm.

V = R1 x I

V = R2 x I

V = R3 x I

2. Rangkaian Paralel

    Menyambung rangkaian paralel yaitu bila dua atau lebih tahanan (R1, R2, dan R3 dan seterusnya) di rangkaian di dalam satu sirkuit/rangkaian. Salah satu dari setiap ujung tahanan atau resistor dihubungkan ke bagian yang bertegangan tinggi atau positif dari sirkuit dan ujung lainnya dihubungkan ke bagian yang lebih rendah atau negatif.
    Pada rangkaian paralel tegangan sumber atau baterai V adalah sama pada seluruh tahanan. sedangkan jumlah arus I adalah sama dengan jumlah arus I1, I2, dan I3 yaitu arus yang mengalir melalui masing-masing resistor R1, R2 dan R3. Adapun rumus arus listrik, tahanan dan tegangan pada rangkaian seri adalah sebagai berikut:


V total = V1 = V2 = V3

I total   = I1 + I2 + I3

   1        =   1  +  1  +  1  
R total    R1     R2    R3

Kuat arus I yang mengalir pada R1, R2, dan R3 dapat dihitung menjadi :

I1 = V      I2 = V      I3 = V  
       R1           R2            R3

3. Rangkaian Kombinasi (Seri-Paralel)

    Tipe penyambungan rangkaian kombinasi (Seri-Paralel) yaitu sebuah tahanan (R1) dan dua atau lebih tahanan (R2 dan R3 dan seterusnya) di rangkaian di dalam satu sirkuit/rangkaian. Rangkaian seri - paralel merupakan kombinasi (gabungan) dari rangkaian seri dan paralel dalam satu sirkuit.
Baca selengkapnya »
BELAJAR DASAR MESIN BERSAMA Ilmu Statika Dan Tegangan

BELAJAR DASAR MESIN BERSAMA Ilmu Statika Dan Tegangan

Pada Teknik Say kali ini akan membahas tentang Dasar Mesin Yang perlu Kita fahami bersama - sama ya sobat, apabila nanti ada kekurangan dan kesalahan bisa di koreksi dan di sampaikan di dalam kolom komentar karena komentar yang membangun sangat di butuhkan

Ilmu Statika Dan Tegangan

 Ilmu statika mempelajari tentang keukatan material berdasarkan kombinasi tegangan dan regangan baik dua dimensi maupun tiga dimensi. dalam material tidak akan lepas dari tegangan dan regangan. karena dari dua hal tersebut dapat dicari kekuatan dari bahan seperti kekuatan tarik, bending dan puntir.
Hukum Newton pertama tentang aksi dan reaksi, bila sebuah balok yang terletak di atas lantai, balok akan memberikan reaksi pada lantai. dan sebaliknya lantai akan memberikan reaksi sama, sehingga benda dalam keadaan setimbang. gaya aksi sepusat (F) dan gaya reaksi (F'') dati bawah akan bekerja pada setiap  penampang balok tersebut.

Macam-Macam Tegangan

Tegangan timbul akibat adanya tegangan tarik, pada pembebanan tarik terjadi tegangan tarik, pada pembebanan akan terjaditegangan tekan, begitu pula pada pembebanan yang lain. Kekuatan tarik tidak lepas dari tegangan dan regangan. Kedua sifat ini diukur saat melakukan uji tarik atau tekan. Sedangkan Dalam tarik, regangan Adalah pertamabahan panjang dari material, sedangkan dalam tekan adalah pemendekkan dari bahan yang di tekan. Berikut beberapa macam tegangan :

1. Tegangan Normal, terjadi akibat adaya reaksi yang diberikan pada benda

2. Tegangan Tarik, Pada umumnya terjadi pada rantai, tali, paku keling, dan lain-lain

3. Tegangan Tekan, terjadi apabila suatu batang diberi gaya F yang saling berlawanan dan terletak dalam satu garis gaya

4. Tegangan Geser, terjadi jika suatu benda bekerja dengan gaya yang berlawanan arah, tegak lurus sumbu batang, tidak segaris gaya namun pada penampangnya tidak terjadi momen

5. Tegangan Lengkung, contohnya pada poros mesin dan poros roda yang dalam keadaan ditumpu dan itulah yang di sebut Tegangan Tangesial

6. Tegangan Puntir, sering terjadi pada poros roda gigi dan batang-batang torsi pada mobil, juga pada saat melakukan pengeboran.

Baik untuk belajar bersamanya cukup sampai disini dulu ya bisa kita lanjut lain hari pada saat waktu yang tepat.

Baca selengkapnya »